PALANGKA RAYA - Jelang aksi Damai yang akan dilakukan oleh kedua tokoh muda Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng), Pangkalima Asang dan Pangkalima Bubud, nanti sore pukul 15.30 WIB hari Sabtu tanggal 15 Maret 2024, di Tugu Soekarno jalan S Parman, kota Palangka Raya, Kalteng.
HR. Paku Ganefo Baidillah Jafaris Dondang, panglima Tinggi PETA Adat Tambun Bungai Kalimantan Tengah, mendukung akan aksi kedua tokoh muda Dayak tersebut.
Karena menurutnya apa yang dilakukannya adalah bentuk dari tanggung jawabnya sebagai anak bangsa dan generasi penerus perjuangan bangsa Republik Indonesia.
"Selaku Panglima Tinggi PETA Adat Tambun Bungai, sangat mendukung aksi kedua pangkalima Kalteng ini, " kata sosok yang disapa dengan Ganefo Dondang.
Sosok keduanya juga dalam melestarikan budaya adat Dayak Kalteng khususnya, sangat dikenal bagi masyarakat Bumi Tambun Bungai selama ini. Maka patutlah kedua sosok ini, mewakili organisasinya digelar dengan sebutan masing - masing, Pangkalima Asang dan Pangkalima Bubud.
Baca juga:
DPR Pastikan Pengesahan RUU Pilkada Batal!
|
Pada saat ini, ungkap Pangkalima Tinggi PETA Adat Tambun Bungai, Ganefo Dondang. Aksi damai yang akan dilaksanakan sore ini, menolak pemakzulan Presiden RI, Ir Joko Widodo dan Hak Angket DPR RI terkait Pemilu tahun 2024 lalu.
Merupakan bentuk kepedulian masyarakat Kalteng khususnya dan umumnya Indonesia, terhadap isu - isu nasional yanv dapat diduga bisa membuat perpecahan antar anak bangsa di Republik yang kita cintai saat ini.
"Semua sudah diatur UU Republik Indonesia, termasuk dalam aksi damai ini, " sebutnya.
Sebagai salah satu aktivis adat Dayak Kalteng, Ganefo Dondang berharap agar apa yang dilaksanakan nanti nya, di dalam aksi damai tersebut bisa berjalan dengan lancar dan suara - suara yang akan disampaikan nantinya bisa menjadi bahan bagi pihak pengambil kebijakan, khususnya anggota di Parlemen DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat.
"Harapan saya, semoga berjalan lancar dan sukses selalu untuk saudara Pangkalima Asang dan Pangkalima Bubud, " ucap Pangkalima Tinggi PETA Adat Tambun Bungai ini mengakhiri statmennya.